Potensi Budaya Jawa Timur

POTENSI BUDAYA JAWA TIMUR


3. Bondowoso
 

  • Kosar
    Warga di Kabupaten Bondowoso masih melestarikan tradisi “kosar” atau membersihkan kuburan setiap menjelang datangnya bulan suci Ramadhan. Sejumlah warga di Desa Bataan, Kecamatan Tenggarang, Sabtu terlihat mendatangi tempat pemakaman umum dengan membawa alat penyabit rumput untuk membersihkan bagian atas kuburan keluarganya. Selain membersihkan, warga juga membawa bunga untuk berziarah sekaligus berdoa di pusara tersebut. Karena itu, meskipun membawa alat penyabit rumput, mereka tidak berpakaian sebagaimana layaknya orang pergi ke sawah. Warga laki-laki mengenakan sarung lengkap dengan kopiah, sedangkan warga perempuan mengenakan jilbab. Hal itu dilakukan karena setelah kegiatan bersih-bersih dilanjutkan dengan mendoakan para penghuni kubur tersebut. Biasanya tradisi “kosar” tersebut sudah mulai berlangsung sepekan sebelum Ramadhan tiba dan dua atau satu hari sebelum puasa, aktivitas “kosar” bertambah ramai.

  • Aduan Sapi
    Di Bondowoso ada salah satu budaya peninggalan moyang yang kini tidak lagi nampak, yaitu Aduan Sapi. Karena kerap kali tercampuri dengan tindak perjudian, sehingga Pemerintah setempat mengambil langkah untuk menutup jenis budaya itu. Padahal, budaya Aduan Sapi merupakan aset yang dimiliki Bondowoso. Tidak jarang turis asing yang menyukainya. Bahkan juga tidak sedikit wisatawan asing yang datang ke Bondowoso untuk menyaksikan langsung kegiatan Aduan Sapi tersebut. Sebagian masyarakat Bondowoso, menyayangkan atas dilarangnya kegiatan Aduan Sapi itu. Alasannya, mereka merasa kehilangan salah satu aset budaya kebanggaan Bondowoso.
Shared:

Potensi Budaya Jawa Timur